Jika mengungkap sebuah kata tentang gerabah, maka sesungguhnya di Daerah Istimewa Yogyakarta ada suatu tempat yang memiliki sejarah yang lebih tua tentang gerabah sebelum Kasongan terkenal, lokasinya pun memiliki landmark yang sangat indah, ia adalah gerabah dan keindahan alam Desa Wisata Panjangrejo.
Daftar Isi
Gerabah Desa Wisata Panjangrejo
Hasil akhir yang masih berupa abangan (merahan) dan variatif bentuk yang terlalu monoton mungkin yang menjadikan gerabah dari Desa Panjangrejo akhirnya kalah tenar dengan gerabah dari Desa Kasongan. Jalur akses dan daya dukung juga menjadi faktor penentu ketertinggalan tempat ini.
Salah satu kelompok pengrajin gerabah yang dapat dijumpai di sini adalah Kelompok Siti Kencono Aji. Kelompok pengrajin ini didirikan sebagai wadah dan wahana kegiatan masyarakat untuk meningkatkan kesejahteraan para pengrajin.
Dengan adanya kelompok pengrajin ini bisa menjadikan akses perubahan bagi hasil akhir produk gerabah desa ini sehingga bentuk, nilai dan kualiasnya dapat meningkat dan bersaing dengan daerah lain. Dan yang terutama adalah, bahwa gerabah dari Desa Wisata Panjangrejo ini memiliki keunikan tersendiri, dan menjadi ciri khas produk.
Pengembangan produk gerabah
Sejak adanya koordinasi para pengrajin dari setiap kelompok pengrajin yang ada di Desa Panjangrejo ini menjadikan aliran informasi dan program pengembangan desa menjadi desa wisata lebih terarah. Pemerintah daerah yang dalam hal ini Bidang Kepariwisataan Kabupaten Bantul, berupaya memberikan bantuan pelatihan-pelatihan dan workshop guna mendongrak baik softskill maupun hardskill para pengrajin gerabah di Desa Panjangrejo ini.
Kerjasama dan sinergitas antara pengrajin, kelompok pengrajin, tokoh desa dan aparat desa sedikit demi sedikit membawa perubahan kemajuan hasil industri gerabah di desa ini.
Kini hasil produksi gerabah di Desa Panjangrejo bukan lagi hanya abangan dan monoton dalam bentuk, tapi kini sudah mengalami peningkatan dengan hasil akhir produk yang memiliki teknik pewarnaan atau teknik covering.
Variasi diversifikasi produk pun semakin banyak, bukan hanya berbentuk silindris, tapi sudah berbagai macam. Tempat wudlu, tungku, bak air, aneka souvenir, wadah minuman wine, tempat lilin, vas bunga, kap lampu, topeng dan berbagai macam produk gerabah lainnya.
Yang menjadi keunikan gerabah dari Desa Panjangrejo ini adalah teknik coveringnya, yaitu menutupi permukaan gerabah dengan aneka macam media seperti pelepah pisang kering, eceng gondok, rotan, kulit telur atau daun kering. Hal ini akan menambah kesan artistik dan tentu meningkatkan nilai jual dari produknya.
Dengan hasil akhir yang lebih baik, lebih indah, lebih artistik dan lebih unik, para peminat gerabah dari Desa Wisata Panjangrejo ini otomatis meningkat. Dan gerabah dari tempat inipun mampu bersaing dengan gerabah dari Desa Wisata Kasongan yang lebih dulu terkenal.
Gerabah sebagai warisan kearifan lokal
Seperti informasi yang sudah kami jelaskan di atas, bahwa kerajinan gerabah di Desa Panjangrejo ternyata lebih tua dari pada di Desa Kasongan. Penduduk di desa ini telah memproduksi gerabah sejak dahulu kala sebagai mata pencaharian utama.
Hal ini berbeda kisah dengan Desa Kasongan yang memulai produksi gerabahnya dengan beralih profesi dari petani menjadi kundi atau pembuat gerabah. Kisah itu terjadi dikarenakan para petani yang melepaskan hak atas tanah garapannya dikarenakan matinya seekor kuda milik reserse Belanda saat itu.
Demi mengangkat lagi budaya leluhur dan kearifan lokal dari kerjinan gerabah Desa Panjangrejo, dan demi melestarikannya kepada generasi penerus, desa ini menggelar acara Wisata Edukasi dan Gelar Budaya Desa Panjangrejo yang dilakukan saat itu pada tanggal 20-April-2017.
Kegiatan wisata edukasi dan gelar budaya tersebut didukung oleh Pemerintah Kabupaten Bantul, dan diresmikan oleh Bupati Bantul yang saat itu menjabat, Bapak Suharsono.
Dijelaskan oleh Bapak Bupati Bantul bahwa kegiatan ini bertujuan untuk mewadahi para pengrajin gerabah dan dapat membantu memasarkan produknya melalui even kegiatan ini.
Di samping itu, acara wisata edukasi dan gelar budaya yang diselenggarakan oleh Desa Wisata Panjangrejo juga bertujuan mewujudkan kawasan ini menjadi sentra kerajinan gerabah, kampung kuliner dan tempat transit wisatawan yang akan menuju atau dari Pantai Parangtritis.
Mereka bisa transit di sini untuk menikmati kulineran khas Panjangrejo sambil melihat hasil-hasil karya gerabah yang unik. Atau para wisatawan juga dapat belajar tentang teknik dasar pembuatan gerabah, maupun teknik covering sebagai nilai wisata edukasi yang dapat diperlajari dan diambil manfaat ilmunya.
Potensi Alam Desa Wisata Panjangrejo
Keindahan alam desa ini adalah daya tarik lain yang patut dilestarikan dan dapat dijadikan sebagai destinasi spot wisata unggulan selain wisata edukasi tentang gerabah atau wisata kuliner khas Desa Panjangrejo.
Selain berbelanja, berwisata kuliner, atau mengikuti workshop singkat tentang gerabah, wisatawan dapat berkeliling melihat suasana pedesaan yang natural dan berkarakter.
Tidak hanya pemandangan indah yang disajikan di desa ini, kesenian-kesenian tradisional pun masih bisa dinikmati para wisatawan. Beberapa kesenian tradisional seperti Rosulan, Hadroh, Bersih Desa dan Kesenian Ninithowog masih dijaga dan dilestarikan oleh penduduk Desa Panjangrejo.
Kawasan wisata kekinian
Pengembangan potensi alam di Desa Panjangrejo juga dilakukan dengan memanfaatkan keindahan landscapenya, sehingga tercipta tempat-tempat menarik dan instagramable. Salah satu contohnya adalah dengan memoles “Jembatan Gantung Gunung Puyuh”.
Tempat ini menjadi lokasi yang menarik wisatawan untuk berfoto dan ber-selfie ria dikarenakan background pemandangan alam yang indah.
Hanya sayang, jembatan gantung ini hancur saat banjir besar melanda Jogja di akhir Desember 2017 lalu. Derasnya debit air sungai tak mampu ditahan oleh tiang-tiang penopang dari jembatan gantung ini. Dan sayangnya sampai saat ini jembatan gantung yang fenomenal sebagai tempat selfie ini tidak lagi diperbaiki. Hanya terlihat sisa-sisa puing dan pondasi dari Jembatan Gantung Gunung Puyuh.
Besarnya potensi wisata alam desa
Hal lain juga dilakukan oleh Pokdarwis (Kelompok Sadar Wisata) Desa Panjangrejo. Sadar akan potensi keinndahan alamnya yang masih bisa digali untuk dijual, mereka menggandeng komunitas pecinta offroad untuk menjelajah alam desa mereka.
Dengan rute yang belum pernah dijajal sebelumnya akan menjadikan daya tarik tersendiri. Sehingga diharapkan hasil penjelajahan rute baru ini dapat dipromosikan oleh club pecinta offroad, yang ujungnya dapat lebih mengenalkan Desa Wisata Panjangrejo.
Spot menarik di Desa Wisata Panjangrejo
Sedikit berbeda dengan wisata kekinian yang mengikuti trend masa, Desa Panjangrejo sejatinya sudah banyak memiliki spot menarik sebagai tujuan tempat wisata. Tempat-tempat tersebut antara lain :
- Pabrik Gula Pundong (sekarang sebagai Balai Rehabilitasi Penyandang Disablitas),
- Kalinampu Natural Park,
- Jembatan Gantung Nambangan,
- Grojogan Sentong,
- Air Terjun Klampok
- Pasar Pundong, dan
- Puncak Becari.
Lokasi Desa Wisata Panjangrejo
Jika anda ingin menuju Desa Wisata Panjangrejo dari arah titik NOL (0) KM Jogja, ke arah Selatan melewati Jl. Parangtritis, kira-kira menempuh jarak 20 KM dengan waktu tempuh antara 45 menit sampai dengan 1 jam.
Dikarenakan jalur ke tempat ini searah dengan tujuan Pantai Parangtritis, Desa Panjangrejo memang sangat berharap keberadaanya diperhitungkan dan dapat menjadi alternatif tujuan para wisatawan. Untuk itu segenap masyarakat melalui pokdarwisnya, perangkat desa dan pemerintah daerah Kabupaten Bantul mencoba menangkap peluang ini demi naiknya citra Desa Panjangrejo sebagai salah satu tujuan wisata yang diperhitungkan.
Demikian ulasan singkat dari kembalikejogja tentang Desa Wisata Panjangrejo, semoga dapat menambah wawasan dan informasi bagi para pembaca. Jika ada saran atau masukan dapat menulisnya dikolom komentar di bawah ini
One Reply to “Gerabah dan Keindahan Alam Desa Wisata Panjangrejo”