Monyet ekor panjang merupakan salah satu jenis primata yang mampu hidup pada berbagi jenis habitat (Hasanbahri et al, 1996) dan memiliki sebaran paling luas diantara primata lainya di Asia (Gumert,2008). Jika kita sedang berwisata ke wilayah selatan Jogja, jenis kera ini akan banyak dijumpai jika kita berjalan menuju arah Pantai Gesing. Monyet ekor panjang menjadi fenomena fauna di Gunung Kidul.
Daftar Isi
Sekilas Tentang Kabupaten Gunung Kidul
Kabupaten Gunung Kidul sebagian besar wilayahnya terdiri dari kawasan karst, yaitu batuan kapur yang berasal dari endapan hewan laut. Namanya endapan itu artinya ada di dasar. Nah tempat ini, Gunung Kidul,artinya dulu merupakan dasar laut.
Pada zaman purba Gunung Kidul yang masih menjadi dasar laut, posisinya sedikit demi sedikit naik dikarenakan gempa besar. Ini yang menyebabkan tempat ini akhirnya menjadi daratan.
Karena awalnya merupakan dasar laut maka bentang alamnya tidak rata. Berupa perbukitan dan lembah. Lalu batuan kapur ini diterpa panas sinar matahari, menjadi lapuk pecah dan larut oleh air hujan begitu seterusnya selama jutaan tahun. Sehingga menciptakan bentang alam yang unik dan bisa dihuni oleh beraneka ragam satwa.
Fenomena permukaannya, yang dapat dihuni oleh kehidupan baik flora maupun fauna, atau yang dalam bahasa keilmuannya disebut eksokarst, meliputi bentukan bukit-bukit kecil berbentuk kerucut dengan jumlah mencapai 40.000 buah.
Karena adanya bentukan bukit-bukit kecil inilah maka kawasan karst Gunung Kidul dikenal sebagai kawasan Gunung Sewu. Bentang alam karst Gunung Sewu sendiri meliputi Kabupaten Gunung Kidul, Wonogiri dan Pacitan.
Dari sudut pandang ekologi, kawasan karst juga menyimpan banyak fenomena menarik. Sifat batuan kapur yang tidak mengikat air mengakibatkan kondiri kekeringan di daerah karst. Zona selatan Kabupaten Gunung Kidul yang meliputi Kecamatan Tepus, Rongkop, Girisubo, Saptosari, Paliyan dan Panggang akan mengalami kekeringan pada musim kemarau.
Kondisi kekeringan menekan keberadaan biota, termasuk vegetasi dan hewan-hewan vertebrata yang menghuni kawasan karts.
Seperti disebutkan oleh Krebs (2009), masalah dasar dalam ekologi adalah menentukan distribusi dan kemelimpahan suatu organisme. Kondisi kawasan karst yang terbatas akan sumber daya airnya, mengakibatkan organisme yang hidup didalamnya terdampak.
Sebagai contoh organisme tumbuhan di daerah Gunung Kidul bagian Selatan. Tanaman keras yang mendominasi di sini adalah jati dan akasia. Saat ekosistem tertekan karena kekurangan air, pohon jati memiliki fenomena ekologis dengan mengugurkan daun selama musim kemarau (Hasanbasri et al., 1996).
Dampak berkurangnya sumber air yang mengakibatkan perubahan ekologis pada jenis tumbuhan jelas akan memberikan dampak yang signifikan juga terhadap fauna yang hidup di sini. Sebagai contoh jenis fauna unik yang cukup mendominasi wilayah karst Gunung Kidul adalah monyet ekor panjang. Dampak apa yang akan terjadi jika musim kemarau datang dan merubah tatanan ekologis pada ekosistem ini?
Sebelum membahasnya lebih jauh ada baiknya kita lebih mengenal tentang spesies primata yang satu ini, yang dapat dijadikan contoh untuk pengamatan dan penelitian yang menarik.
Tentang Monyet Ekor Panjang (Macaca fasciculari)
Satwa liar seperti monyet ekor panjang (Macaca fascicularis [Rafles,1821]) banyak ditemui di zona selatan karst Gunun Kidul. Monyet ekor panjang merupakan salah satu jenis primata yang mampu hidup pada berbagi jenis habitat (Hasanbahri et al, 1996) dan memiliki sebaran paling luas diantara primata lainya di Asia (Gumert,2008). Secara alami keberadaan monyet tidak meresahkan masyarakat apabila mereka hidup pada habitat alaminya dan relatif tidak berdampingan dengan manusia (Djuwantoko et al., 2008).
Sebaran populasi monyet di Indonesia cukup luas, dari kawasan Barat sampai Nusa Tenggara Timur (Djuwantoko et al., 2008) tidak terkecuali di kawasan karst Gunung Kidul.
Konflik monyet dengan masyarakat lokal yang pernah terliput oleh media massa di daerah karst Gunung Kidul disebabkan karena kerusakan habitat monyet (Setiawan et al., 2008). Salah satu kegiatan yang merusak habitat monyet adalah perluasan lahan pertanian (Marchall dan Hill, 2009).
Karena hewan ini mulai merusak lahan dan ladang pertanian, monyet akhirnya dianggap sebagai hama. Hal inipun didukung karena sifatnya yang invasif dan kemampuan adaptasinya yang tinggi pada berbagai habitat yang telah terganggu (Iskandar et al., 2008).
Agar hal tersebut tidak terjadi lagi, maka dalam setiap pembukaan lahan baru dan mengalihfungsikannya, diperlukan kajian awal yang mendasar. Ini dilakukan untuk dapat menekan gangguan yang mungkin timbul setelah pengalihfungsian lahan.
Ingat bahwa alam akan mencari kesetimbangannya jika dia diusik.
Di mana bisa mengamati Monyet Ekor Panjang
Mengamati monyet ekor panjang bisa jadi aktifitas ekowisata yang menarik. Dan tempat yang cocok untuk melihat jenis hewan ini adalah main ke kawasan wisata pantai Gunung Kidul.
Monyet ini tidak pernah sendirian, apalagi yang masih kecil, mereka selalu terlihat berada dalam kawanan. Kalau kamu ingin ketemu dengan gerombolan monyet ekor panjang ini, kamu bisa wisata ke arah Pantai Gesing. Pantai ini kalau dilihat dari peta adanya di sebelah barat.
Untuk menuju Pantai Gesing kamu akan melewati daerah Paliyan. Yang keren di sini ada satu ruas jalan yang di sebut Sodong. Jalan yang aspalnya sudah hotmix. Jadi jangan kawatir kalau mobilmu jenis sedan atau ferari sekalioun pasti mulus lewat jalan ini.
Baca juga : “Pantai Gesing Wisata Pelabuhan Barat Nelayan Tradisional Jogja”
Nah di kanan kiri jalan daerah sodong inilah para monyet seringkali menampakkan batang hidungnya. Mereka bergerombol dalam kawanan yang besar, satu kelompok bisa terdiri dari 20 sampai dengan 50 ekor.
Bagaimana cara mengamati Monyet Ekor Panjang
Dari pengalamanku, monyet ini tidak akan menggangu mereka yang sedang melintas di ruas Jalan Sodong. Mereka selalu berada di pucuk-pucuk pohon untuk mencari makan, berupa buah dan daun-daunan.
Tetapi kadangkala mereka nakal juga. Mereka mengambil ketela yang ada di ladang penduduk. Cara mengambilnya pada malam hari. Karena itulah masyarakat desa seringkali marah kalau melihat monyet ekor panjang ini di ladangnya.
Cara mengamati monyet ekor panjang ini cukup mudah yaitu dalam jarak aman sekitar 10-20 meter dn jangan terlalu dekat. Jika anda mengamatinya terlalu dekat, maka akan ada 2 kemungkinan. Yang pertama satwa liar ini takut akan kehadiran manusia, lalu mereka akan menjauh, atau yang kedua mereka akan merasa terancam kemudian mengeluarkan suara untuk memanggil teman-temannya.
Gak mau kan kalian kalo kejadian konyol dan buruk terjadi…
So agar semuanya aman terkendali, sebaiknya dalam melakukan pengamatan terhadap hewan primata ini menggunakan alat bantu seperti teropong, smartphone dengan camera atau camera DLSR. Jangan lupa berbekal catatan kecil untuk mencatat perilaku unik dari mereka
Perilaku Monyet yang menarik diamati
Tingkah laku hewan yang timbul akibat respon terhadap lingkungan di sekitarnya disebut dengan perilaku. Keunikan perilaku monyet ekor panjang Gunung Kidul sebagai mahluk primata yang mirip dengan manusia sangat asik untuk diamati. Ada beberapa perilakunya yang memang benar-benar mirip dengan homosapiens.
Pada hewan ini tingkah lakunya dibedakan menjadi dua, yaitu perilaku yang muncul secara turun temurun atau genetik tanpa melalui proses belajar, dan perilaku yang didapat dari proses belajar.
Beberapa perilaku monyet ekor panjang yang menarik untuk dijadikan obyek pengamatan atau di foto antara lain :
- Makan
- Bergerak
- Istirahat
- Sosial
Perilaku Makan
Perilaku makan monyet ini menarik diamati karena mirip dengan manusia. Baik saat berjalan menghampiri makanan, memegang atau mengambil makanan sampai memasukkan makanan ke dalam mulut.
Di habitat liarnya kamu bisa melihat tingkah polah akrobatik para monyet pada saat mencari makan di ujung dahan. Hewan ini mengambil setangkai buah dan membawanya ke pangkal percabangan yang lebih besar.
Kera ekor panjang dalam keadaan liar, mencari dan makan berbagai makanan, termasuk daun-daun muda, akar, serangga, biji-bijian, keong, telur burung dan buah.
Perilaku Bergerak
Monyet adalah binatang yang sangat aktif bergerak dari pohon ke pohon. Mereka dapat melompat , bergantungan, atau berjalan di tanah. Namun jenis akifitasnya lebih banyak di pohon jika mereka hidup di tempat dengan vegetasi kayu yang lebat.
Menurut para ahli, aktifitas bergerak pada monyet ini porsinya 35%. Gerakannya di atas pohon sungguh akrobatik, karena ia bisa berdiri dengan santainya di dahan yang kecil, lalu menggantung di ujung dahan untuk melompat ke pohon yang lain.
Perilaku Istirahat
Aktifitas ini sering dilakukan di tajuk-tajuk pohon. Tempat ini menjadi pilihan monyet ekor panjang karena tajuk pohon yang rindang merupakan tempat yang disukai dan sangat cocok sebagai tempat istirahat.
Seperti halnya pada manusia, istirahat diperlukan untuk mengembalikan tenaga setelah beraktifitas. Perilaku istirahat bisa berupa aktifitas duduk, berdiri, berbaring, dan menatap sekeliling. Perilaku ini paling sering dilakukan setelah mereka makan.
Perilaku Sosial
Selain bergerak, aktifitas yang juga sering dilakukan populasi monyet ekor panjang adalah grooming. Grooming pada monyet merupakan aktifitas sosial, artinya kegiatan yang dilakukan monyet untuk berelasi dengan monyet lainnya.
Dalam pengamatan tercatat aktifitas grooming termasuk yang tertinggi selain bergerak, yaitu 25% dari total aktifitas harian yang teramati. Kamu mungkin baru dengan istilah grooming ini ya.
Grooming yang dilakukan oleh monyet antara lain membelai atau menjilat bulu mereka sendiri, bulu anak-anak mereka atau bulu pasangan mereka. Aktifitas ini dilakukan juga untuk mencari kutu-kutu yang ada. Menarik sekali bukan, ternyata hewan pun perlu menjalin relasi dengan sesamanya
Jadi jika kamu ketemu sekawanan monyet dalam perjalanan menuju Pantai Gesing, maka kamu punya kesempatan yang menarik untuk mengabadikan tingkah lakunya. Yang penting jangan terlalu dekat sehingga kawanan monyet tidak merasa terganggu atau takut.
Demikian ulasan dan informasi dari kembalikejogja tentang Monyet Ekor Panjang Gunung Kidul yang dapat kami sampaikan, semoga informasi ini dapat menambah wawasan anda bukan hanya tentang keindahan alam Kabupaten Gunung Kidul, tapi juga fauna unik yang tinggal didalamnya.
Sampai jumpa lagi dengan ulasan lainnya, bye3x…👋
Kontributor tulisan from Mas Heru Tricahyanto.