Omahena Ngopi Asik Ala nDeso

omahena

Mencari tempat kuliner yang ndelik dan mblasuk sepertinya menjadi sebuah tantangan tersendiri buat traveller. Apalagi kalo tempat itu baru, unik dan menarik. Misalnya jika anda sedang berwisata ke Selatan Jogja, yaitu ke Kabupaten Gunung Kidul. Monggo silahkan luangkan waktu menikmati sensasi ngopi asik ala ndeso di Omahena.

Sejarah Berdirinya Omahena

Di tengah suasana pandemi yang semua usaha serba lesu, direspon dengan positif oleh Tinus Tri Sulistyo, pria 40 an tahun, asli Baleharjo, Wonosari. Ia memandang di Wonosari masyarakatnya sudah membutuhkan tempat kuliner bersih, bagus dan nyaman, namun dikelola secara modern.

Omahena sengaja didirikan di lokasi yang jauh dari keramaian, tetapi tidak terlalu jauh dari akses jalan raya Wonosari-Jogja. Selain alasan harga lahan di tepi jalan yang lebih mahal, ia ingin membuat tempat nongkrong yang nyaman tanpa gangguan kebisingan kendaraan bermotor.  Selain itu Resto yang ada di tengah Desa Logandeng ini akan memberi nilai tambah bagi pemuda setempat untuk mengelola tempat parkirnya.

Kuat di Medsos

Mas Tinus, begitu panggilan akrabnya, sejatinya juga memiliki usaha katering di wilayah Tangerang, Jawa Barat. Ia tidak terlalu khawatir jika tempatnya nanti akan sepi pengunjung. Untuk itu Mas Tinus gencar mempromosikan cafe barunya ini via media sosial walau berada di daerah pedesaan. Ia menjamin walaupun berada di lokasi yang jauh dari pusat kota dan keramaian, tetapi dengan berkembangnya teknologi dan informasi saat ini, tidak akan terlalu sulit untuk mencapainya. 

Jika Anda berkendara dari Jogja, setelah sampai di Lapangan Terbang Gading tinggal menyalah GPS, karena 5 menit lagi sudah akan sampai di lokasi. Dari jalan raya memang masih masuk kira-kira 300 meter, namun dengan panduan GPS kamu tidak akan tersesat atau dibelokkan ke jalan buntu. 

Arti Omahena

Nama suatu tempat akan mencerminkan harapan dan ada artinya. Omahena sendiri berasal dari 2 kata yang digabungkan : omah dari bahasa jawa yang artinya rumah dan ena dari bahasa Jepang yang artinya anugerah dari Tuhan. Harapannya, tempat ini bisa menjadi berkah & berkat bagi siapa saja yang terlibat dan berada disini, baik itu pemilik, pekerja, para pelanggan dan lingkungan sekitarnya. 

Mangan Enak Lungguh Kepenak 

Sejak awal merencanakan tempat ini kami sudah mengusung semangat untuk memanjakan pelanggan sehingga kami membuat tag line “mangan enak lungguh kepenak”, kata Mas Tinus.

Motto ini benar-benar diwujudkan dalam tempat terbuka yang sungguh nyaman, sehingga tidak perlu menghirup “udara kaleng” dari mesin AC. Dengan semangat itu, maka kami sangat serius menyiapkan segala hal yang berhubungan dengan pelayanan.

Konsep untuk mencapai tujuan motto tersebut adalah dengan menyajikan banyak hal yang berkesan nostalgia. Sebuah konsep yang belum banyak disajikan di tempat nongkrong di Gunung Kidul. Sehingga dengan sendirinya itu akan menjadi tempat selfi yang sangat menarik dan tidak akan terlupakan.

Mas Tinus menambahkan, selain sebagai bagian dari konsep branding, kami juga memikirkan secara detail tentang perlengkapan dan peralatan yang dibutuhkan atau yang disajikan. Sehingga selain memanjakan pelanggan dengan berbagai barang atau ornamen yang ada di sini, akan membangkitkan nostalgia setiap pengunjungnya.

Perwujudannya adalah dengan menggunakan peralatan makan minum yang seragam dan tidak mudah dijumpai di tempat lain. Metode ini terbukti ampuh dapat membangkitkan kenangan atau memori lama dari para pengunjung.

Membangkitkan memori

Di Omahena, pelanggan bisa membaca koran lawas tahun 70an yang masih terbaca jelas. Ada juga iklan seng lawas yang sudah jarang kita temui, ada kayu bantalan rel kereta tua yang masih kuat dengan erosi yang sangat artistik, dijumpai juga poster film lawasan, atau motor tua yang antik, dan masih banyak lagi yang bisa dinikmati dan tidak mudah dijumpai di tempat lain.

Pelanggan juga bisa menikmati sajian kuliner dengan “lungguh kepenak” di kursi yang juga sudah tidak mudah dijumpai di tempat lain, misalnya kursi pentil atau kursi jengki.

Di bagian lain Omahena juga membuat konsep “transportasi tradisional”, yaitu ada bajaj, becak, sepeda onthel, dan gerobak sapi yang bisa digunakan untuk spot selfi yang instagramable.

Tujuan dari semua itu adalah agar pengunjung jika melihat sesuatu di tempat lain yang sama dengan yang ada di Omahena akan selalu teringat dengan Omahena, sehingga Omahena akan selalu ada di hati para pelanggan kami.

Sebagai bagian dari semangat “mangan enak lungguh kepenak”, sebenarnya jualan utama kami tetap kuliner tradisional. Ada jangan lombok ijo yang selalu membuat pelanggan ketagihan, ada brongkos yang sangat menggugah selera, atau lodeh dan berbagai oseng yang semuanya selalu ngangeni.

Lauk yang kami sajikan juga dijamin akan membuat ketagihan setiap pelanggan yang datang ke Omahena, ada tempe bacem, ayam goreng, ayam bakar, nila goreng, nila bakar, dan lain-lain, imbuhnya. 

Menu andalan di Omahena

Camilan yang disajikan di sini juga masih tradisional, ada puli, jadah, telo, dan lain-lain, sebuah makanan khas ndeso yang tidak akan dijumpai di kota besar. Tetapi tidak perlu khawatir bagi yang ingin ada sentuhan millennial di tempat ini juga menyediakan roti bakar.

Berbagai minuman khas ndeso juga tersedia di sini, berbagai minuman khas tradisional seperti teh nasgithel, wedang jahe, wedang secang, wedang uwuh, dawet dan lain sebagainya.

Untuk yang bercitarasa, Omahena juga menyediakan berbagai jus buah dan kopi yang bijinya berasal dari berbagai daerah di Indonesia dengan peracik yang berpengalaman.

Yang seru, jika malam minggu, pelanggan akan kami manjakan dengan livemusic, penampilannya dari anak muda berbagai kelompok, yang tampil secara bergiliran. Tujuannya adalah memberikan ruang bagi anak muda pelaku seni untuk berkarya di ruang public.

Saat ini Omahena sudah bisa digunakan untuk acara arisan, ulang tahun, rapat, pameran seni maupun pernikahan dengan konsep semi outdoor dengan tren kekinian.

Pesan menu langsung di aplikasi

Omahena layak disebut sebagai cafe and resto, karena menu dipesan melalui sebuah aplikasi. Sesaat setelah pelanggan duduk, akan ada karyawan yang akan mencatat pesanan. Kertas menu sudah tersedia di setiap meja, dan karyawan mencatat pesanan pada gawai yang dilengkapi dengan aplikasi.

Walaupun konsep Omahena tradisional, tetapi di sini tidak bisa mengabaikan pesatnya kemajuan teknologi. Hal ini dilakukan untuk memudahkan pelayanan. Gawai yang terinstal aplikasi akan memudahkan dalam melakukan pemesanan. “Aplikasi tersebut langsung terhubung dengan dapur dan kasir sehingga dapat mempercepat pelayanan”,  ujar Tinus.

Mau bayar tinggal scan barcode

Untuk memudahkan pembayaran, Omahena juga menyediakan mesin EDC dari beberapa bank serta bisa menggunakan e-wallet/QRIS. 

Sedangkan untuk melayani kebutuhan pelanggan yang mungkin tidak bisa datang ke Omahena, kami juga menyediakan layanan pesan antar, baik yang dikelola sendiri maupun yang bekerjasama dengan pihak lain.

Dengan berbagai hal yang sudah disebutkan di atas, pada intinya Omahena berusaha memberikan pelayanan yang baik dan berkualitas demi kepuasan pelanggan.

Jika kamu mau lihat keasikan dan keunikan tempat ini sebelum berkunjung, silahkan kepoin medsosnya Omahena di sini.

Demikian informasi dari kami kembalikejogja tentang wisata kuliner di Gunung Kidul, semoga informasi ini dapat menambah wawasan yang berguna bagi anda.

One Reply to “Omahena Ngopi Asik Ala nDeso”

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *