Kota kecil Wonosari adalah nama kecamatan sekaligus ibukota dari dari Kabupaten Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Kota Wonosari di sebelah utara berbatasan dengan Kecamatan Nglipar, sebelah timur berdekatan dengan Karangmojo, dan ujung selatannya berbatasan dengan Kecamatan Tanjungsari. Jika kalian kesini sempatkanlah mencari tempat wedangan asik di Wonosari.
Letak Wonosari memang di tengah-tengah Kabupaten Gunungkidul, sehingga pantaslah bila menjadi Kota Kecamatan. Sebagian besar masyarakatnya mengandalkan pertanian. Budaya pertanian menyebabkan irama kehidupan yang lebih santai dibandingkan dengan Kota Yogya.
Sekilas Tentang Budaya Wedangan
Kebiasaan masyarakat yang santai ini menyebabkan budaya “wedangan” atau minum teh bersama masih sangat erat di masyakarta. Setiap tamu yang bertandang di rumah pasti akan dibuatkan teh panas. Budaya wedangan ini ditangkap sebagai peluang oleh pengusaha kuliner, sehingga saat ini banyak tempat wedangan asyik di seantero Wonosari.
Jika kamu mau menikmati suasana santai dan tidak terburu-buru, bolehlah mencoba berwisata ke Gunungkidul. Sebelum menjelajahi pantainya, sempatkan untuk menikmati teh panas gula batu atau kopi di Wonosari.
Tempat Wedangan Asik di Wonosari
Berikut ini beberapa tempat wedangan tersembunyi tapi asyik di Wonosari. Mengapa disebut tersembunyi, karena letaknya tidak di jalan utama, namun harus masuk kampung, tapi tetap aman jika kamu mengajak keluarga serta anak-anak.
1. Omahena
Omahena sengaja didirikan di lokasi yang jauh dari keramaian, karena keinginan untuk membuat tempat nongkrong yang nyaman tanpa gangguan kebisingan tetapi tidak terlalu jauh dari akses jalan raya Wonosari-Jogja .
Walaupun berada di lokasi yang jauh dari pusat kota dan keramaian, tetapi dengan berkembangnya teknologi informasi saat ini tidak terlalu sulit mencari lokasi ini.
Omahena sendiri berasal dari 2 kata yang digabungkan, yaitu omah dan ena. Kedua kata ini berasal dari campuran antara Bahasa Jawa dan Jepang. “Omah” dari Bahasa Jawa yang artinya rumah dan “ena” dari bahasa Jepang yang artinya anugerah dari Tuhan.
Harapannya, tempat ini bisa menjadi berkat & berkah bagi siapa saja yang terlibat dan berada disini, baik itu pemilik, pekerja, para pelanggan dan lingkungan sekitarnya.
Tidak sulit menemukan tempat ini walaupun lokasinya di tengah kampung. Tepatnya di Desa Logandeng, Kecamatan Playen, Kabupaten Gunung Kidul.
Kalau dari arah Jogja, setelah lapangan terbang Gading hidupkan GPS mu. Tidak sampai lima menit di Jalan raya Wonosari ada papan arah Omahena, lalu tinggal ikuti jalan tersebut hingga ketemu lokasinya. Titik di GPS tidak meleset satu meter pun.
Tempat ini cocok banget buat kamu yang rajin mengekspos foto-foto ke medsos. Bangunan utama dengan limasan jawa berbahan kayu jati lawas dibalut pendar lampu LED, membuat kamu terpukau dan terpesona dengan suasananya.
Di halamannya yang berumput hijau ada beberapa pojok tempat berselfie yang akan bagus banget jika diunggah ke medsos.
Harga minumannya tergolong murah, teh gula batu hanya 10 ribu untuk dua gelas, camilan pisang gorengnya hanya 5 ribu. Komentar pun keluar dari gadis cantik bernama Adidya , seorang pengunjung tempat wedangan ini. ”Tempatnya asik dan seru sekali untuk nongkrong atau rapat bersama teman kantor. Masakan khas jawa yang enak, murah, meriah dan pas di kantong. Pisang gorengnya juwara“.
Artkel lengkap tentang Omahena dapat anda baca di sini.
2. Senikmat Kopi
Pengusaha kuliner memang harus jeli melihat peluang namun juga menyesuaikan anggaran yang dipunyainya. Seperti seorang pemuda lokal bernama Sapta Boma Kingkin ini. Om Boma, panggilan akrabnya, adalah pengusaha muda di bidang kafe.
Setelah beberapa tahun bekerja di luar Gunung Kidul, ia kemudian kembali ke daerah asalnya untuk memulai usaha, yaitu mendirikan kafe di tengah perkampungan. Uniknya bangunan kafe ini sebenarnya adalah bagian dari rumahnya juga sebagai ruang tamu.
Karena konsep ruang tamunya berupa rumah limasan dan terbuka, maka memungkinkan disulap menjadi kafe. Hanya tinggal melengkapi dengan beberapa properti kafe yang diperlukan.
Seorang pengunjung bernama Mbak Widyastuti memberikan komentar untuk kafe ini, “Nyaman banget buat ngobrol, nongkrong,” tulisnya pada ulasan Google. Tidak salah memang, tempatnya nyaman dan tenang, enak untuk mengobrol dengan mitra bisnis ataupun keluarga karena tidak terdengar bising kendaraan bermotor.
Menu andalan di sini adalah kopi , karena yang empunya tempat memang seorang barista yang memegang sertifikat barista dari BNSP.
Yang asik saat anda berkunjung ke sini, Om Boma ini tidak segan-segan membeberkan ilmu membuat kopi kepada pengunjung. Ia akan mengajari kepada pelanggannya bagaimana caranya membuat kopi yang enak.
Mulai dari berapa gram biji kopinya, cara menimbang, cara menggiling sampai dengan cara menyeduh kopi. Semuanya itu dilakukan dengan sangat terukur dan cermat. Suhu airpun dicek agar pas di 85-90 derajat celcius.
“Kalau kurang panas kopi tidak akan terseduh sempurna”, begitu kata pria berkacamata ini.
Untuk teman ngopi anda bisa memesan beberapa kudapan yang tersedia, seperti telo, kentang dan pisang goreng yang disajikan secara apik.
Jika anda ingin berkunjung ke tempat ini dari Kota Jogja, silahkan mengarahkan kendaraan anda menuju Kota Wonosari dulu, kemudian ambil arah jalan ke Dusun Sumbermulyo, Kelurahan Kepek, Kecamatan Wonosari. Untuk mudahnya silahkan ikuti petunjuk dari google maps di bawah ini.
3. Lawuh Ndeso dan Wedangan Mak Watik
Satu lagi tempat wedangan “ndelik” di Kota Wonosari yaitu Lawuh Ndeso dan Wedangan Mak Watik. Lokasinya tidak jauh dari Pasar Argosari tepatnya di Dusun Rejosari Desa Baleharjo.
Jadi kalau kamu sudah berada di seputar Pasar Argosari, lurus saja sampai lampu merah kedua, artinya kamu sudah sampai di simpang lima Baleharjo. Lalu pilih jalan yang serong, ikuti saja petunjuk GPS karena sudah tepat mengarahkanmu.
Jalan beraspal di sini tidak terlalu lebar, anda harus berhati-hati jika di depan ada mobil lain. Dari jalan ini harus belok ke kiri lalu sampailah ke warung wedangan ini.
Tempat wedangan ini dikelola oleh Mas Heru, pria berumur 40an yang juga punya usaha travel. Saat pandemi ini kegiatan wisata turun drastis sehingga dibukalah warung wedangan ini.
Area warung sebenarnya adalah rumah keluarga, lalu dipermak agar ciamik dan ada tempat yang bagus untuk foto-foto. Mas Heru melengkapi warungnya dengan lampu renteng sehingga nampak bagus saat malam hari.
Pemilik kedai yang masih melajang ini menuturkan, warungnya sudah mulai punya pelanggan walaupun belum ada setahun berdiri. Ia berusaha menyapa pengunjung yang datang, dan juga memberi tempat ngobrol serta foto-foto di setiap sudut warung.
Menunya yang unik adala wedang korona, yang berbahan jahe, sere. Namanya tercipta karena suasana saat ini masih dilanda pandemi corona. Enak sekali jika disajikan dalam keadaan panas, rasanya menyegarkan badan karena membuat badang berkeringat.
Sebagai warung yang masih baru ia mengakui banyak kekurangannya. Namun Om Boma akan selalu berusaha meningkatkan pelayanannya. Seperti komentar dari Surya Budi salah satu pengunjung yang datang ke tempat ini, ”Masih baru,masih banyak yang kurang pas…..nasinya enak….sambelnya masih biasa, air buat cuci tangan masih parah….ayo perbaiki dan aku akan datang lagi….”, begitu tuturnya.
Berapa Harga Makanan dan Minuman Wedangan Asik di Wonosari
Secara umum tempat wedangan di Wonosari tidak ada yang memasang harga, yang dalam Bahasa Jawanya disebut “nuthuk”, yaitu harganya ditinggikan untuk orang yang dari kota. Di sini kamu tidak perlu khawatir akan mengeluarkan budjet yang tidak wajar.
Di setiap warung sudah ada daftar menu beserta harganya, misalnya rata-rata untuk teh adalah 5ribu, untuk penganan/gorengan 5rb -10 ribu satu paketnya. Untuk nasi dan lauknya, misal dengan ayam goreng, kamu tinggal merogoh dompet 15rb untuk ayam biasa dan 25rb jika pakai ayam kampung.
Murah kan…? ? ? ?
So tunggu apalagi, jadikan liburan atau weekend mu untuk bersantai wedangan asik di Wonosari. Rasakan sensai pedesaan yang masih asri, jauh dari kesibukan kota besar.
Demikian informasi seputar tempat wedangan asik di Wonosari dari kembalikejogja, semoga artikel ini dapat menambah wawasan anda tentang wisata kuliner di Kabupaten Gunung Kidul. Sampai jumpa lagi dengan artikel kami yang lain ya….bye?
Kontributor tulisan from Mas Heru Tricahyanto.